Seimbang antara dunia dan akhirat?
09:23
Beberapa hari ini dilanda PMS, kalau perempuan pasti tau gimana rasanya. Tiba-tiba menjadi mellow tanpa ada sebabnya. Dan hal ini lah salah satu kenapa wanita itu berasal dari tulang rusuk, yang bengkok. Bengkok kenapa coba? karena dari 1 bulan, perempuan lurus nya cuma 2 minggu, 2 minggu laginya bengkok. Iya, 1 minggu PMS, 1 minggu haid yang menyebabkan hormon yang baik-baik menurun sehingga perasaannya jadi lebih sensitif dan tidak stabil. Inilah makanya, wanita menjadi kurang stabil, juga dalam keimanan.
Ini lah yang akhir-akhir ini terjadi sama diri saya, ya PMS ini.
Tapi kali ini dampaknya lumayan besar, terjadi ke-insecure-an berlebihan dalam diri saya, kekhawatiran berlebihan terkait DUNIAWI yang bikin saya lupa, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini cuma sementara, tujuan sebenarnya adalah AKHIRAT, hampir melupakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan di dunia, karena ada ALLAH yang menjamin takdir kita di dunia, yang perlu dikhawatirkan adalah apabila hati kita sudah tidak cinta lagi sama Allah, tidak cinta lagi sama rasulullah. Oleh karena itu, hidup kita di dunia ini ternyata memang perlu dikelilingi orang yang bisa mengingatkan kita pada hal ini. (yang rajin lagi liqa nya, ikut kajiannya.. #ntms)
Nah, terkait dunia dan akhirat yang tadi saya bahas, saya mau sharing sedikit, sebagai pengingat diri juga..
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Kita sering mendengar istilah harus SEIMBANG antara mencari dunia dan mencari akherat. Namun, ternyata Allah berpesan untuk lebih mendahulukan dan mementingkan akherat. Renungkanlah firman-Nya:
“Carilah negeri AKHERAT pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia“. (QS. Al-Qosos: 77).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita agar memanfaatkan nikmat dunia yang Allah berikan, untuk meraih kemuliaan akherat. Arti simpelnya: korbankanlah duniamu, untuk meraih akheratmu!
Lalu Allah katakan, jangan kamu lupakan BAGIANMU dari dunia. Ya, “bagianmu”, yakni bagian kecil dari duniamu, bukan setengahnya, apalagi semuanya. Jelas sekali dari ayat ini, bahwa kita harusnya mementingkan akherat, bukan seimbang dengan dunia, apalagi mendahulukan dunia.
Jujurlah, mungkinkah Anda menyeimbangkan antara dunia dan akherat?! Sungguh, seakan itu hal yang mustahil. Yang ada: mendahulukan dunia, atau mendahukan akherat. Dan yang terakhir inilah yang Allah perintahkan.
Makanya, Allah berfirman dalam ayat lain:
“Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku“. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah adalah tujuan UTAMA kita diciptakan. Jika demikian, pantaskan kita menyeimbangkan antara tujuan utama dengan yang lainnya?!
Bahkan dalam doa “sapu jagat” yang sangat masyhur di kalangan awam, ada isyarat untuk mendahulukan kehidupan akherat:
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS. Albaqoroh: 201)
Di sini ada 3 permintaan; 1 permintaan untuk kehidupan dunia, dan 2 permintaan utk kehidupan akherat. Inilah isyarat, bahwa kita harus lebih memikirkan kehidupan akherat, wallohu a’lam.
Sumber: https://instagram.com/p/7jNEJZO6Rw/?taken-by=beraniberhijrah
---------------------------------------------------------------------------------------------------
So, kekhawatiran tentang dunia itu ga perlu berlebihan, justru yang perlu dikhawatirkan adalah akhirat, apakah sekarang kita sudah mementingkan akhirat di atas dunia? apakah ibadah kita di dunia ini sudah benar? Apakah Allah menerimanya? Apakah niat kita dalam beribadah sudah terhindar dari ujub dan riya? Apakah aktifitas duniawi kita sudah bernilai ibadahkah? bermanfaat untuk akhiratkah?
Ya Allah.. :(
Ini lah yang akhir-akhir ini terjadi sama diri saya, ya PMS ini.
Tapi kali ini dampaknya lumayan besar, terjadi ke-insecure-an berlebihan dalam diri saya, kekhawatiran berlebihan terkait DUNIAWI yang bikin saya lupa, bahwa sebenarnya kita hidup di dunia ini cuma sementara, tujuan sebenarnya adalah AKHIRAT, hampir melupakan bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan di dunia, karena ada ALLAH yang menjamin takdir kita di dunia, yang perlu dikhawatirkan adalah apabila hati kita sudah tidak cinta lagi sama Allah, tidak cinta lagi sama rasulullah. Oleh karena itu, hidup kita di dunia ini ternyata memang perlu dikelilingi orang yang bisa mengingatkan kita pada hal ini. (yang rajin lagi liqa nya, ikut kajiannya.. #ntms)
Nah, terkait dunia dan akhirat yang tadi saya bahas, saya mau sharing sedikit, sebagai pengingat diri juga..
---------------------------------------------------------------------------------------------------
Kita sering mendengar istilah harus SEIMBANG antara mencari dunia dan mencari akherat. Namun, ternyata Allah berpesan untuk lebih mendahulukan dan mementingkan akherat. Renungkanlah firman-Nya:
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآخِرَةَ ۖ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا
“Carilah negeri AKHERAT pada nikmat yang diberikan Allah kepadamu, tapi jangan kamu lupakan bagianmu dari dunia“. (QS. Al-Qosos: 77).
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan kita agar memanfaatkan nikmat dunia yang Allah berikan, untuk meraih kemuliaan akherat. Arti simpelnya: korbankanlah duniamu, untuk meraih akheratmu!
Lalu Allah katakan, jangan kamu lupakan BAGIANMU dari dunia. Ya, “bagianmu”, yakni bagian kecil dari duniamu, bukan setengahnya, apalagi semuanya. Jelas sekali dari ayat ini, bahwa kita harusnya mementingkan akherat, bukan seimbang dengan dunia, apalagi mendahulukan dunia.
Jujurlah, mungkinkah Anda menyeimbangkan antara dunia dan akherat?! Sungguh, seakan itu hal yang mustahil. Yang ada: mendahulukan dunia, atau mendahukan akherat. Dan yang terakhir inilah yang Allah perintahkan.
Makanya, Allah berfirman dalam ayat lain:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Aku tidaklah ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah hanya kepada-Ku“. (QS. Adz-Dzariyat: 56).
Ayat ini menunjukkan bahwa ibadah adalah tujuan UTAMA kita diciptakan. Jika demikian, pantaskan kita menyeimbangkan antara tujuan utama dengan yang lainnya?!
Bahkan dalam doa “sapu jagat” yang sangat masyhur di kalangan awam, ada isyarat untuk mendahulukan kehidupan akherat:
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia, juga kebaikan di akhirat. Dan peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS. Albaqoroh: 201)
Di sini ada 3 permintaan; 1 permintaan untuk kehidupan dunia, dan 2 permintaan utk kehidupan akherat. Inilah isyarat, bahwa kita harus lebih memikirkan kehidupan akherat, wallohu a’lam.
Sumber: https://instagram.com/p/7jNEJZO6Rw/?taken-by=beraniberhijrah
---------------------------------------------------------------------------------------------------
So, kekhawatiran tentang dunia itu ga perlu berlebihan, justru yang perlu dikhawatirkan adalah akhirat, apakah sekarang kita sudah mementingkan akhirat di atas dunia? apakah ibadah kita di dunia ini sudah benar? Apakah Allah menerimanya? Apakah niat kita dalam beribadah sudah terhindar dari ujub dan riya? Apakah aktifitas duniawi kita sudah bernilai ibadahkah? bermanfaat untuk akhiratkah?
Ya Allah.. :(
Sumber: The Muslim Show |
1 comments
postingan yang sangat bermanfaat, terimakasih
ReplyDelete