Resensi Film: How Art Made The World?
22:18
Judul
Film : “HOW ART MADE THE
WORLD”
Episode
2 : “The Day Pictures Were Born”
Pembawa
Acara : Dr. Nigel Spivey
Sutradara : Robin Dashwood & Mark
Hedgecoe
Sinopsis :
Film
dokumenter ini menceritakan tentang lahirnya pencitraan di dunia, bagaimana
manusia/nenek moyang menciptakan citra dunia yang kita tinggali sekarang. Pada
zaman dahulu, belum ada kemampuan pencitraan sehingga dunia tidak bisa
dikenali. Ada suatu saat dalam sejarah manusia, kemampuan penciptaan ini lahir,
ketika kita mulai menciptakan gambar dan untuk mengerti apa maksudnya.
Pada
sekitar 2000 tahun yang lalu, ditemukan gambar kuda dari masa kuno klasik. Ini
dibuat untuk menghiasi rumah orang Roma sekitar 100 tahun SM. Seniman ini tidak
mengalami kesulitan dengan lukisan dua dimensi. Dan pada sekitar 3000 tahun
yang lalu, tepatnya pada tahun 1200 SM, ditemukan kepingan kecil berasal dari
Mesir purba dan orang yang melukisnya tahu dengan baik bagaimana memberikan
pencitraan dengan baik.
Pada
akhir abad ke 19, tepatnya pada musim gugur tahun 1879, seorang perempuan
berusia 9 tahun (Maria) dan ayahnya (seorang bangsawan Spanyol yang juga
arkeolog amatir), Marcelino de Sautuola mengunjungi Gua Altamira di Spanyol
Utara. Di gua tersebut, Maria menemukan lusinan lukisan Auroch, satu spesies
lembu ox yang telah punah pada langit-langit gua, artinya dia menemukan galeri
pertama dari lukisan prasejarah yang pernah ditemukan. Penemuan ini yang
membuat Altamira terkenal.
Ketika
Sautuola memberitahukan temuannya tersebut, para arkeolog meragukan
keasliannya, karena lukisan tersebut terlalu bagus jika dibuat oleh manusia
prasejarah. Para ahli mengklaim lukisan tersebut palsu dan Sautuola adalah
pelaku penipuan. Sautuola berjuang keras membersihkan namanya, namun para
arkeolog tetap skeptis. Hingga beberapa tahun kemudian, dia meninggal di rumah
keluarganya yang tidak jauh dari Altamira.
Selama
beberapa dekade, penemuan demi penemuan terjadi di Perancis juga Spanyol, yang
terbukti pasti bahwa lukisan-lukisan di gua tersebut memang dari prasejarah.
Contohnya di gua Lascaux, ada sebuah galeri lukisan yang amat indah. Semakin
banyak lukisan yang terlihat, menunjukkan seniman prasejarah telah melukis
dengan percaya diri dan keahlian yang menandingi hampir semua bentuk dari dunia
modern.
Setelah
ditemukannya lukisan-lukisan di gua, muncul teori-teori mengenai hal itu. Teori
pertama peneliti menyebutkan bahwa mereka (manusia prasejarah) mencipta gambar dari
benda-benda di sekitar mereka. Teori yang kedua yang dikemukakan oleh Henri
Breuil (Pastur Perancis dan pakar terkemuka dalam seni gua) menyebutkan bahwa
mereka menggambar tentang perburuan hewan. Seniman prasejarah melukis hewan
karena mereka percaya ini akan menambah kemungkinan hasil perburuan. Namun,
penelitian yang lebih lanjut menemukan ketidakcocokan antara fosil tulang jenis
hewan yang diburu dan dimakan di sekitar gua dengan hewan yang dilukis di
gua-gua tersebut. Akhirnya teori tersebut juga gagal.
Keanehan
lain mengenai lukisan dalam gua tersebut yang patut dipertanyakan adalah
seniman prasejarah melukis di tempat sempit dan paling dalam di gua, padahal
gambar itu perlu dilukis di tempat orang-orang bisa melihatnya. Di Pech Merle,
Perancis terdapat lukisan yang sulit dijangkau dan tidak memperlihatkan
pencitraan apa-apa. Gambar terdiri dari banyak titik dan garis atau
bentuk-bentuk dan pola-pola abstrak serta pola-pola tersebut diulang-ulang.
Ditemukan dua ekor kuda dengan menaburkan citra dengan rangkaian bintik.
Beberapa
tahun lalu, ditemukan lukisan dinding batu di tebing tinggi di Pegunungan
Afrika Selatan, Drakensberg. Lukisan ini sama anehnya dengan lukisan-lukisan di
Eropa, yaitu lukisan hewan dan memperlihatkan adegan-adegan berburu. Namun usia
lukisan tersebut hanya beberapa ratus tahun yang lalu. Lukisan ini dibuat oleh
Suku San, para Bushman. Orang pertama yang menganggap lukisan itu menarik adalah David Lewis
Williams. Jika dilihat sekilas, lukisan tersebut menggambarkan seekor kijang
Eland dan orang yang memegang ekor kijang tersebut. Namun jika diteliti lebih
lanjut gambar orang tersebut berkaki kuda, bukan orang, kakinya menyilang dan
kijang Eland juga menyilang, kepalanya kepala kijang, dan memiliki bulu yang
tegak. Hal tersebut menjadi pertanyaan bagi David.
David
Lewis Williams akhirnya menelaah lukisan tersebut dari perilaku dan adat
orang-orang Suku San. Akhirnya dia menyimpulkan bahwa lukisan tersebut
diciptakan berdasarkan kisah spiritual atau pengalaman rohani dari Suku San
yang memasuki alam roh yang disebut dengan “trans” atau kesadaran yang berubah.
Pada saat melakukan “trans” mereka mengalami kehilangan indera yang memancing
halusinasi mereka membentuk pola dan pola abstrak. Obsesi orang San terhadap
Eland (hewan yang mereka anggap perkasa, kuat dan hebat), mengakibatkan orang
San melukis fitur hewan tersebut ke tubuh manusia. Jadi, lukisan tersebut
bukanlah tentang berburu, melainkan mereka membuat ulang halusinasi yang mereka
jumpai dengan kijang Eland.
Ternyata
terdapat kesamaan antara lukisan di Afrika dan Eropa. Pertama, lukisan orang
dengan fitur kijang Eland, di Eropa juga mengukir fitur hewan tertentu ke tubuh
manusia untuk mencipta hewan baru yang asing. Kedua, pada 200 tahun lalu di
Afrika Selatan ditemukan gambar Eland dikelilingi sesuatu dan menebar
bintik-bintik di seluruh citra sama seperti lukisan dua kuda di Pech Merle,
Perancis.
Berdasarkan
penelitian, pada saat terjadi kesadaran yang berubah, ada yang terjadi pada
otak kita, yaitu akan melihat bentuk-bentuk, seperti zigzag, kabut
bintik-bintik atau kisi-kisi. Setiap orang akan melihat hal yang sama saat
mengalami “trans” tersebut. Pun dalam kegelapan gua, seniman prasejarah
kehilangan indera dan ini memancing halusinasi aneka bentuk dan pola abstrak
yang kemudian dilukis oleh mereka.
Bentuk
abstrak hanyalah awal, begitu orang makin lama dalam “trans” halusinasi mereka
mengambil rupa benda yang sangat penting, misalnya orang San pada hewan kijang
Eland, kekuatannya mengikat imajinasinya. Kebudayaan sangat berperan di sini.
Para peneliti menarik kesimpulan bahwa menggambar adalah memproduksi visi yang
tercipta dalam pikiran mereka berdasarkan pengalaman.
Ada
suatu masa dimana lukisan mulai ditinggalkan dan mulai beralih ke bentuk lain
seperti patung, sculpture dan
lain-lain. Contohnya seperti yang ditemukan di daerah Gilbeklitapey, Turki
Selatan. Pada sekitar 2000 tahun SM, arkeolog Jerman menggali daerah tersebut,
ditemukan struktur-struktur kolosal berupa lingkaran-lingkaran batu, dibuat
dari megalit raksasa berbentuk T, situsnya besar, setidaknya dua puluh
lingkaran batu masih terkubur berisi ratusan pilar. Pada masa itu merupakan
dimulainya kebudayaan bertani. Pertanian diciptakan untuk memberikan bahan
makanan kepada para pekerja.
Jadi
karya seni telah berakar kuat di otak manusia dari zaman prasejarah hingga
zaman modern sehingga membawa perubahan terbesar dalam sejarah manusia.
Setelah
menonton film dokumenter ini, kita dapat mengetahui sejarah awal mula adanya
gambar. Film ini memberikan pengetahuan tentang sejarah bagaimana manusia
prasejarah awalnya mengkreasikan suatu karya seni berupa citra, serta alasan mereka
membuat citra tersebut. Film ini disajikan dengan menarik, sehingga orang yang
menontonnya tidak merasa bosan. Dengan dikemas suara/musik pendukung serta
ilustrasi masa prasejarah, penonton dapat dengan mudah mengerti isi cerita dari
film tersebut. Selain itu, film ini disajikan dengan dokumen dan pendapat dari
para ahli yang dapat memperkuat bukti dari sejarah.
0 comments