Hijab, My Right, My Choice, My Life.
19:37
Akhir-akhir ini, saya sedang mulai nyicil, menukar "koleksi" kerudung saya yang tipis dan pendek itu dengan kain yang lumayan panjang dan tidak menerawang, yah emang lumayan berat sih, beratnya di kantong sebenernya, tapi gapapa, kata Allah juga kalau kita meninggalkan sesuatu karena Allah, insya Allah akan dapat penggantinya lagi.. yah ga akan khawatir lah sama rezeki saya di dunia, sudah diatur, pintar-pintar ngaturnya sama prioritasnya ajah, walau lebih seringnya kalap dengan nafsu (((maklum wanita))).
Oke, bukan tentang rezeki itu yang mau saya bahas kali ini.
Saya mau bahas, kenapa saya berhijab dan prosesnya dari belum berhijab sampai dengan proses berhijab yang sekarang.
Jadi, dalam islam, namanya wanita kan wajib berhijab itu ketika sudah baligh, jadi seharusnya usia SMP sudah mulai berhijab. Nah, saya dari latar belakang keluarga biasa saja, tidak ada paksaan untuk berhijab sehingga tidak terlalu mempedulikan hal itu, apalagi ketika zaman saya mulai baligh, namanya hijab itu belum setenar sekarang, hijab ya buat yang "islami" banget, dan biasanya yang sudah dibiasakan orang tuanya berhijab sejak kecil.
Sebenarnya, karena ketika TK dan SD sambil sekolah madrasah juga, sudah dibiasakan menggunakan hijab ke sekolah, tapi ya waktu itu karena kewajiban di sekolah madrasah ya ikutin aja, ga ada alasan karena wajib untuk menuntup aurat untuk Allah.
Yah, mending ketika SD masih ada sekolah madrasah, eh ketika SMP yang notabene saya sudah masuk usia baligh, saya malah ga pernah berjilbab, seneng dengan pakaian seragam yang ngepas dan pendek. Kegiatan yang saya ikuti ketika SMP itu juga tidak mendukung saya untuk berhijab, ya intinya masih belum sadar akan kewajiban menutup aurat bagi wanita.
Dan... ketika masuk SMA, entah kenapa saya bernazar, kalau masuk SMA itu, akan berhijab.. saya berpikir ketika masa itu, memang orang baik yang berhijab.
Namun, masa SMA mulai berhijab, masa SMA ini lah masa-masa jahiliyah saya.. Kenapa? Karena saya jadi aktifis pacaran. So ada apa dengan saya waktu itu ya? Ya, saya kurang asupan. asupan ilmu agama, dan lingkungan yang mendukung saya jadi aktifis pacaran.
Jadi, selama saya di SMA saya memang berhijab, tapi akhlak saya masih sangat tidak baik.
Pas kuliah gimana? saya tidak jadi aktifis pacaran lagi, bukan, bukan karena saya paham itu ga boleh, tapi karena memang fokus saya bukan untuk pacaran aja, dan Alhamdulillah saya jadi terhindar dari aktifitas tsb. Walau pergaulan saya saat kuliah lebih banyak dengan lelaki dan masih kurang membatasi diri dengan lawan jenis.
Ketika SMA dan kuliah, pemahaman saya tentang hijab masih sama, yaitu yang penting kepala dan rambut saya tertutup kain, pakaian saya panjang sih, tapi masih tidak longgar dan pastinya masih pakai celana, celana ketat lagi :( Saat itu pemahaman saya, saya harus tetap trendi dan keren di mata manusia walau pake hijab. huffft... ya Allah... sedih rasanya ingat masa-masa itu.
Dan... akhirnya tiba saatnya kenapa saya bisa sampai sini.
Oke prolog ketika lulus kuliah ya..
ada seseorang yang datang ke kehidupan saya, dia lelaki dan dia mengajak saya menikah dalam waktu dekat, namun saat itu saya masih ragu, memang sih saya menginginkan seseorang yang datang langsung serius ke saya, awalnya saya terima karena memang kapan lagi ada laki-laki yang serius datang langsung ngajak nikah. Terus karena satu dan lain hal, karena gabisa langsung menikah, ya kita menamakan diri kita tidak pacaran tapi karena masing-masing saling serius jadi kedekatan antara lawan jenis tetap tidak dibatasi, walhasil sama aja ujung-ujungnya "modus" . huft lagi deh. Namun, Alhamdulillah lagi, ada sesuatu yang menyadarkan saya di dalam proses ini, sehingga akhirnya saya melepasnya dengan ikhlas, selain karena sesuatu itu juga karena memang ragu dengan lelaki ini dari lubuk hati yang terdalam.
Oke, dari kejadian inilah saya akhirnya mencari jati diri saya. Saya harus bagaimana, agar terhindar lagi dengan hal-hal tidak baik itu. Allah memberikan jawaban. Alhamdulillah Allah masih sayang dengan saya yang penuh dengan dosa ini, yaitu mulai dari diri sendiri, iya perbaiki diri menjadi lebih baik, menjadi lebih dekat lagi dengan Allah. Iya, ternyata saya yang sudah menjauh dari Nya selama ini, Allah rindu.. rindu dengan saya.. Ya Allah.. Allah sangat sayang sama saya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Perbaikan diri saya mulai dari perubahan penampilan saya, memang tidak langsung berubah, tapi saya mulai dengan meninggalkan celana-celana ketat saya, dengan menggantinya dengan rok, walaupun kerudung saya belum panjang tapi yang penting dada sudah tertutup.
Kenapa saya kaitkan berhijab dengan terhindar dari pacaran? karena dengan berhijab sesuai syariat, insya Allah ga cuma aurat kita yang terjaga, tapi juga hati kita insya Allah ikut terjaga, sebagai wanita harus malu, kodratnya memang seperti itu. Dan, mana ada lelaki yang ngajak pacaran kalau penampilan dan aurat kita terjaga? yang ada langsung dilamar hihihi *ngarep*
Oya, satu hal yang sangat menyadarkan saya juga yaitu terbukanya aurat wanita gak hanya ditanggung dosanya oleh wanita itu, tapi selama masih belum menikah, ayahnya pun ikut menanggung dosanya. Ya Allah, berapa lama saya sudah memberikan dosa sama ayah saya.. Saya ingin bertemu ayah lagi di surga, jadi ini lah alasan utama saya juga ingin menutup aurat dan menjaga diri.
Saat ini, seperti yang diceritakan di awal saya sedang mulai menukar kerudung tipis dan pendek saya dengan khimar atau kain yang panjang dan tidak menerawang, juga mulai mengganti pakaian two-pieces saya (atasan dan rok) dengan one-piece (gamis) tapi rasanya masih harus menabung lagi, karena gamis jauh lebih mahal dibanding khimar. Pengennya outfit nya kaya gini tiap hari, simpel dan syar'i banget:
Selama berhijrah ini, apa coba yang saya rasakan? Ketenangan.
Awalnya memang berat ninggalin yang keren-keren di mata manusia itu, tapi lama kelamaan saya nyaman, saya jatuh hati dengan hijab yang sesuai syariat itu. Sungguh benar-benar jadi terjaga, perilaku juga jadi mendingan, malu sama hijabnya kalau kelakuan buruk. Nah kan, alasan ga berhijab karena belum berperilaku baik itu ga tepat, karena justru dengan berhijab, insya Allah kelakuan kita juga ikut menjadi baik, bukan nunggu baik dulu baru berhijab, ga akan jadi-jadi :)
Perubahan yang paling terasa di lingkungan itu, pas lagi jalan-jalan, mas-mas jail udah ga pernah godain atau manggil-manggil lagi looh, amaaaan :) Terus ga perlu sesek lagi pake celana-celana ketat, yang katanya bikin rahim kita terganggu..hiiii gamau kan, girls? Terus terus... ga ada yang ngajakin pacaran!! *masih nunggu sih yang ngajakin nikah* hihihi lol
Sebenernya banyak yang mesti diceritain lagi, tapi saya agak susah mengungkapkan lewat kata-kata saking bahagianya sampai ke proses hijrah ini. Dari yang tidak tahu apa-apa, dapat kejadian buruk terus, cari tahu penyebabnya, hijrah dan akan terus perbaiki diri sampai Allah manggil saya ke pangkuan-Nya.
Jadi, yuk kita mulai perbaiki diri kita, buat wanita, yang masih belum berhijab, tunggu apa lagi?
Oke, bukan tentang rezeki itu yang mau saya bahas kali ini.
Saya mau bahas, kenapa saya berhijab dan prosesnya dari belum berhijab sampai dengan proses berhijab yang sekarang.
Jadi, dalam islam, namanya wanita kan wajib berhijab itu ketika sudah baligh, jadi seharusnya usia SMP sudah mulai berhijab. Nah, saya dari latar belakang keluarga biasa saja, tidak ada paksaan untuk berhijab sehingga tidak terlalu mempedulikan hal itu, apalagi ketika zaman saya mulai baligh, namanya hijab itu belum setenar sekarang, hijab ya buat yang "islami" banget, dan biasanya yang sudah dibiasakan orang tuanya berhijab sejak kecil.
Sebenarnya, karena ketika TK dan SD sambil sekolah madrasah juga, sudah dibiasakan menggunakan hijab ke sekolah, tapi ya waktu itu karena kewajiban di sekolah madrasah ya ikutin aja, ga ada alasan karena wajib untuk menuntup aurat untuk Allah.
Yah, mending ketika SD masih ada sekolah madrasah, eh ketika SMP yang notabene saya sudah masuk usia baligh, saya malah ga pernah berjilbab, seneng dengan pakaian seragam yang ngepas dan pendek. Kegiatan yang saya ikuti ketika SMP itu juga tidak mendukung saya untuk berhijab, ya intinya masih belum sadar akan kewajiban menutup aurat bagi wanita.
Dan... ketika masuk SMA, entah kenapa saya bernazar, kalau masuk SMA itu, akan berhijab.. saya berpikir ketika masa itu, memang orang baik yang berhijab.
Namun, masa SMA mulai berhijab, masa SMA ini lah masa-masa jahiliyah saya.. Kenapa? Karena saya jadi aktifis pacaran. So ada apa dengan saya waktu itu ya? Ya, saya kurang asupan. asupan ilmu agama, dan lingkungan yang mendukung saya jadi aktifis pacaran.
Jadi, selama saya di SMA saya memang berhijab, tapi akhlak saya masih sangat tidak baik.
Pas kuliah gimana? saya tidak jadi aktifis pacaran lagi, bukan, bukan karena saya paham itu ga boleh, tapi karena memang fokus saya bukan untuk pacaran aja, dan Alhamdulillah saya jadi terhindar dari aktifitas tsb. Walau pergaulan saya saat kuliah lebih banyak dengan lelaki dan masih kurang membatasi diri dengan lawan jenis.
Ketika SMA dan kuliah, pemahaman saya tentang hijab masih sama, yaitu yang penting kepala dan rambut saya tertutup kain, pakaian saya panjang sih, tapi masih tidak longgar dan pastinya masih pakai celana, celana ketat lagi :( Saat itu pemahaman saya, saya harus tetap trendi dan keren di mata manusia walau pake hijab. huffft... ya Allah... sedih rasanya ingat masa-masa itu.
Dan... akhirnya tiba saatnya kenapa saya bisa sampai sini.
Oke prolog ketika lulus kuliah ya..
ada seseorang yang datang ke kehidupan saya, dia lelaki dan dia mengajak saya menikah dalam waktu dekat, namun saat itu saya masih ragu, memang sih saya menginginkan seseorang yang datang langsung serius ke saya, awalnya saya terima karena memang kapan lagi ada laki-laki yang serius datang langsung ngajak nikah. Terus karena satu dan lain hal, karena gabisa langsung menikah, ya kita menamakan diri kita tidak pacaran tapi karena masing-masing saling serius jadi kedekatan antara lawan jenis tetap tidak dibatasi, walhasil sama aja ujung-ujungnya "modus" . huft lagi deh. Namun, Alhamdulillah lagi, ada sesuatu yang menyadarkan saya di dalam proses ini, sehingga akhirnya saya melepasnya dengan ikhlas, selain karena sesuatu itu juga karena memang ragu dengan lelaki ini dari lubuk hati yang terdalam.
Oke, dari kejadian inilah saya akhirnya mencari jati diri saya. Saya harus bagaimana, agar terhindar lagi dengan hal-hal tidak baik itu. Allah memberikan jawaban. Alhamdulillah Allah masih sayang dengan saya yang penuh dengan dosa ini, yaitu mulai dari diri sendiri, iya perbaiki diri menjadi lebih baik, menjadi lebih dekat lagi dengan Allah. Iya, ternyata saya yang sudah menjauh dari Nya selama ini, Allah rindu.. rindu dengan saya.. Ya Allah.. Allah sangat sayang sama saya sehingga saya masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri.
Perbaikan diri saya mulai dari perubahan penampilan saya, memang tidak langsung berubah, tapi saya mulai dengan meninggalkan celana-celana ketat saya, dengan menggantinya dengan rok, walaupun kerudung saya belum panjang tapi yang penting dada sudah tertutup.
Kenapa saya kaitkan berhijab dengan terhindar dari pacaran? karena dengan berhijab sesuai syariat, insya Allah ga cuma aurat kita yang terjaga, tapi juga hati kita insya Allah ikut terjaga, sebagai wanita harus malu, kodratnya memang seperti itu. Dan, mana ada lelaki yang ngajak pacaran kalau penampilan dan aurat kita terjaga? yang ada langsung dilamar hihihi *ngarep*
Saat ini, seperti yang diceritakan di awal saya sedang mulai menukar kerudung tipis dan pendek saya dengan khimar atau kain yang panjang dan tidak menerawang, juga mulai mengganti pakaian two-pieces saya (atasan dan rok) dengan one-piece (gamis) tapi rasanya masih harus menabung lagi, karena gamis jauh lebih mahal dibanding khimar. Pengennya outfit nya kaya gini tiap hari, simpel dan syar'i banget:
Illustration by me :) |
Selama berhijrah ini, apa coba yang saya rasakan? Ketenangan.
Awalnya memang berat ninggalin yang keren-keren di mata manusia itu, tapi lama kelamaan saya nyaman, saya jatuh hati dengan hijab yang sesuai syariat itu. Sungguh benar-benar jadi terjaga, perilaku juga jadi mendingan, malu sama hijabnya kalau kelakuan buruk. Nah kan, alasan ga berhijab karena belum berperilaku baik itu ga tepat, karena justru dengan berhijab, insya Allah kelakuan kita juga ikut menjadi baik, bukan nunggu baik dulu baru berhijab, ga akan jadi-jadi :)
Perubahan yang paling terasa di lingkungan itu, pas lagi jalan-jalan, mas-mas jail udah ga pernah godain atau manggil-manggil lagi looh, amaaaan :) Terus ga perlu sesek lagi pake celana-celana ketat, yang katanya bikin rahim kita terganggu..hiiii gamau kan, girls? Terus terus... ga ada yang ngajakin pacaran!! *masih nunggu sih yang ngajakin nikah* hihihi lol
Sebenernya banyak yang mesti diceritain lagi, tapi saya agak susah mengungkapkan lewat kata-kata saking bahagianya sampai ke proses hijrah ini. Dari yang tidak tahu apa-apa, dapat kejadian buruk terus, cari tahu penyebabnya, hijrah dan akan terus perbaiki diri sampai Allah manggil saya ke pangkuan-Nya.
Jadi, yuk kita mulai perbaiki diri kita, buat wanita, yang masih belum berhijab, tunggu apa lagi?
Remake illustration by me |
Hijab adalah tanda cinta. Dari Allah pada setiap muslimah agar mulia, dari kita kepada Nya, sebab taqwa.. -ukhtisally
ga ada alasan lagi buat ga berhijab, sist :)
Hijab, My Right, My Choice, My Life.
0 comments