PERENCANAAN JALUR INTERPRETASI PADA KAWASAN AIR MANCUR-JALAN JENDERAL SUDIRMAN BOGOR

13:53

Kawasan Air Mancur sangat penting bagi Kota Bogor, karena sejarah dibangunnya Air Mancur sangat berkaitan dengan sejarah berdirinya kota Bogor. Dahulu, air mancur ini merupakan sebuah pilar yang menunjukkan tanda penyerahan kekuasaan dari Inggris ke Belanda, namun setelah kemerdekaan Indonesia pilar ini dihancurkan karena pilar ini dianggap sebagai simbol kolonial. Selain itu, Air Mancur ini dijadikan acuan titik nol Kota Bogor.
Jalan Jenderal Sudirman merupakan jalur penghubung dari Air Mancur menuju ke Istana Bogor. Di sepanjang jalan ini terdapat bangunan-bangunan bersejarah yang mewakili nilai sejarah pada tapak, yaitu Rumah Sakit Salak, Museum PETA, pusat pelatihan ZENI (Zona Militer) serta gereja.
Namun, diantara banyaknya aspek kesejarahan tersebut, di kawasan Air Mancur-Jenderal Sudirman ini terdapat zona komersial dan banyaknya papan iklan yang mengakibatkan terkikisnya nilai sejarah pada tapak tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian bagi masyarakat sekitar dan pemerintah setempat untuk mengembalikan nilai sejarah pada tapak.
Analisis dan Sintesis:

Indikator
Analisis
Sintesis
Aspek Kesejarahan
Potensi :
Air mancur merupakan titik nol (titik bermulanya) Kota Bogor dan sangat berpengaruh terhadap nilai kesejarahan di Kota Bogor

Kendala :
Pilar yang menjadi landmark/tanda penyerahan kekuasaan dan seharusnya menjadi BCB saat ini telah dihancurkan.
Memberikan media interpretasi pada tempat tersebut untuk memberikan informasi kesejarahan tempat.
Aspek Fisik
Potensi :
-Kebersihan sangat baik
-Terdapat bangunan bersejarah yang mengindikasikan tapak tersebut bernilai sejarah, yaitu adanya museum peta dan pusat pelatihan zeni

Kendala :
-Terdapat vandalisme pada area air mancur
-Terdapat banyak papan iklan di sekitar tapak yang dapat mengikis nilai sejarah
-Terdapat zona komersil di sekitar tapak. Bangunan komersil pada tapak menghalangi pengunjung untuk untuk berinterpretasi
-Mengembalikan fungsi air mancur sebagai traffic island yang tertutup dan tidak dapat diakses oleh user sehingga dapat meminimalisasi vandalism.
-Menghilangkan papan iklan di sekitar tapak.
-Menertibkan zona komersil di sekitar tapak, sehingga zona tersebut dapat menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar namun tetap tidak mengurangi kualitas visual tapak.

Aspek Sosial Budaya Ekonomi
Potensi :
Tapak tidak pernah dijadikan sebagai tempat untuk aktivitas seni dan budaya sehingga tapak tidak terganggu

Kendala :
-Terjadi penyalahgunaan tapak sebagai tempat orang bermaksiat (di Taman Peranginan) dan melakukan hal yang kurang penting, terutama terjadi pada sabtu malam atau pada event tertentu seperti tahun baru yang mengakibatkan kemacetan pada sekitar jalan.
-Etnik asli pada tapak terdegradasi akibat adanya etnik pendatang yang sekarang menjadi dominan pada tapak dan hal ini merugikan bagi etnik asli karena sumber pendapatannya diambil.
-Penyalahgunaan bangunan, yaitu Museum PETA dijadikan tempat orang untuk resepsi pernikahan
-Mendesain ulang Taman Peranginan menjadi ruang terbuka (tidak terkesan private) dan menambah penerangan sehingga orang menjadi ragu untuk berbuat hal negative di sana.
-Dibutuhkan ketegasan dari pemerintah kota mengenai fungsi dari bangunan bersejarah, sehingga bangunan bersejarah (Museum PETA) tidak lagi dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.
Aspek Pelestarian
Kendala :
Baik masyarakat dan pemerintah kurang memperhatikan pelestarian sejarah tapak sehingga karakter sejarah tapak kurang terlihat
-Perlu adanya sosialisasi pada masyarakat setempat tentang sejarah tapak dan pentingnya untuk melestarikan karakter sejarah tersebut, karena pada dasarnya baik masyarakat maupun pemerintah kurang memperhatikan kelestarian tapak disebabkan oleh kekurang-tahuan mereka mengenai sejarah tapak itu sendiri.
Aspek Persepsi/perceptual dan keunikan lainnya
Potensi :
Masyarakat sekitar peduli dengan aspek kesejarahan pada tapak

Kendala :
-Masyarakat kurang tahu mengenai sejarah tapak dan lebih mementingkan ekonomi
-Walaupun masyarakat menganggap penting aspek kesejarahan pada tapak namun belum ada usaha dari mereka untuk mengaplikasikan pelestarian sejarah pada tapak
-Memberikan media interpretasi di sepanjang Jalan Sudirman, tepat di depan bangunan bersejarah (Museum PETA, gereja, rumah sakit, dll) untuk memberikan informasi kepada masyarakat sekitar maupun user mengenai sejarah tapak.
-Dibutuhkan kerjasama antara pemerintah kota dan masyarakat setempat untuk melestarikan tapak.


Poster Perencanaan Jalur Interpretasi Kawasan Air Mancur- Jl. Jenderal Sudirman

You Might Also Like

0 comments